\section{Clamping camera housings} \textbf{Tujuan} \begin{itemize} %<*tujuan> \item Menerapkan metode reversing valve 2 Line % \end{itemize} \ifdef{\showhiden} { \textbf{Kesimpulan} \begin{enumerate} %<*kesimpulan> \item Reversing valve memiliki metode tersendiri dan terdiri dari elektro dan pneumatic % \end{enumerate} \textbf{SLIDE} %<*slide> %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% PNEUMATIC MURNI \subsection{Reversing Valve : Pneumatic} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Adalah metode untuk mengendalikan multiple aktuator} \begin{columns}[c] \begin{column}{0.6\textwidth} % Left column width \begin{itemize} \item Signal pemicu hanya aktif ketika diperlukan saja \item Aktif dengan memberikan sumber angin pada valve pemicu nya \item Sumber angin dikendalikan oleh valve double pilot 5/2 \item Sumber angin tersebut dinamakan LINE \end{itemize} \end{column} \begin{column}{0.6\textwidth} % Right column width \textbf{Reversing Valve 4 Line}\\ \includegraphics[width=.7\textwidth]{Pictures/reversing_valve_4_template.png} \\ \textbf{Reversing Valve 3 Line}\\ \includegraphics[width=.7\textwidth]{Pictures/reversing_valve_3_template.png} \end{column} \end{columns} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Contoh: Rangkaian pneumatic berikut ini dijalankan satu siklus menggunakan valve pushbutton 0S1} \begin{block}{Notasi Pergerakan} \begin{tabular}{l l l l} 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ \end{tabular} \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.7\textwidth]{Pictures/2023-01-10_08-02.png} \end{center} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Langkah 1: Tentukan banyak LINE dengan cara membagi notasi gerak yang memiliki (+) dan (-) di aktuator yang sama } \begin{block}{Langkah 1} \begin{center} \begin{tabular}{| l l | l l} 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ $_{_{L1}}$ & & $_{_{L2^{*}}}$ & \\ \end{tabular} \end{center} \tiny $^*$ aktuator 2A memiliki notasi (+) (-) yang saling bersandingan \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.7\textwidth]{Pictures/2023-01-10_08-02.png} \end{center} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Langkah 2: Jumlah valve yang digunakan untuk rangkaian reversing valve menggunakan rumus $[valve]=[line]-1$ dan susun rangkaian reversing valve nya. } \begin{block}{Langkah 2} \begin{center} \begin{tabular}{| l l | l l} 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ $_{_{L1}}$ & & $_{_{L2}}$ & \\ \end{tabular} \end{center} \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.4\textwidth]{Pictures/2023-01-10_09-48.png} \end{center} \tiny{$^*$ Karena terdapat 2 LINE (L1 dan L2) maka $[valve] = 2 - 1 = 1$.} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Langkah 3: Tentukan rantai picumemicu dengan mendefinisikan valve/proximity yang terpicu. } \begin{block}{Langkah 3} \begin{center} \begin{tabular}{| r r | r r} & & & $_{_{0S1}}$ \\ $_{_{1S2}}$ & $_{_{2S1}}$ & $_{_{2S2}}$ & $_{_{1S1}}$ \\ \hline 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ \hline \multicolumn{1}{|l}{$_{_{L1}}$} & &\multicolumn{1}{|l}{$_{_{L2}}$}& \\ \end{tabular} \end{center} \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.3\textwidth]{Pictures/2023-01-10_09-48.png} \end{center} \tiny{$^*$ Karena terdapat 2 LINE (L1 dan L2) maka $[valve] = 2 - 1 = 1$.} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{\tiny Langkah 4: Hubungkan valve/proximity pemicu sesuai dengan rantai picumemicu dengan syarat sumber angin yang digunakan menggunakan angin LINE yang aktif. } \begin{columns}[c] \begin{column}{0.5\textwidth} % Left column width \begin{block}{\tiny Langkah 4} \begin{center} \begin{tabular}{| r r | r r} & & & \tiny$_{_{0S1}}$ \\ \tiny$_{_{1S2}}$ & \tiny$_{_{2S1}}$ & \tiny$_{_{2S2}}$ & \tiny$_{_{1S1}}$ \\ \hline 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ \hline \multicolumn{1}{|l}{$_{_{L1}}$} & &\multicolumn{1}{|l}{$_{_{L2}}$}& \\ \end{tabular} \end{center} \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.75\textwidth]{Pictures/2023-01-10_11-30.png} \end{center} \end{column} \begin{column}{0.5\textwidth} % Left column width \begin{enumerate} \tiny \item yang menyebabkan 1A memanjang (+) adalah L1, maka pemicu kiri 1A terhubung L1. \item yang menyebabkan 2A memendek (-) adalah 1S2, maka 1S2 berada di pemicu kanan 2A dengan sumber angin L1. \item yang menyebabkan L2 aktif adalah 2S1, maka 2S1 berada di pemicu kanan 0V1 dengan sumber angin L1. \item yang menyebabkan 2A memanjang (+) adalah L2, maka pemicu kiri 2A terhubung L2. \item yang menyebabkan 1A memendek (-) adalah 2S2, maka 2S2 berada di pemicu kanan 1A dengan sumber angin L2 \item yang menyebabkan L1 aktif adalah 1S1 dan 0S1, maka 1S1 dan 0S1 di susun melalui logika AND berada di pemicu kiri 0V1 dengan sumber angin L2. \end{enumerate} \end{column} \end{columns} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Contoh 3 Line} \center \includegraphics[height=.8\textheight]{Pictures/2023-01-11_10-19.png} \end{frame} %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%% ELECTROPNEUMATIC \subsection{Reversing Valve : Electropneumatic} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Reversing Valve Electropneumatic 5 Line} \center \includegraphics[height=.6\textheight]{Pictures/2023-01-11_08-17.png} \\ \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Reversing Valve Electropneumatic 3 Line} \center \includegraphics[height=.6\textheight]{Pictures/2023-01-11_08-19.png} \\ \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Reversing Valve Electropneumatic 2 Line} \center \includegraphics[height=.6\textheight]{Pictures/2023-01-11_08-23.png} \\ \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Contoh: Rangkaian pneumatic berikut ini dijalankan satu siklus menggunakan valve pushbutton 0S1} \begin{block}{Notasi Pergerakan} \begin{tabular}{l l l l} 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ \end{tabular} \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.7\textwidth]{Pictures/2023-01-11_08-44.png} \end{center} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Langkah 1: Tentukan banyak LINE dengan cara membagi notasi gerak yang memiliki (+) dan (-) di aktuator yang sama } \begin{block}{Langkah 1} \begin{center} \begin{tabular}{| l l | l l} 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ $_{_{L1}}$ & & $_{_{L2^{*}}}$ & \\ \end{tabular} \end{center} \tiny $^*$ aktuator 2A memiliki notasi (+) (-) yang saling bersandingan \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=.7\textwidth]{Pictures/2023-01-11_08-44.png} \end{center} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Langkah 2: Jumlah valve yang digunakan untuk rangkaian reversing valve menggunakan rumus $[valve]=[line]-1$ dan susun rangkaian reversing valve nya. } \begin{block}{\tiny Langkah 2} \begin{center} \begin{tabular}{| l l | l l} 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ $_{_{L1}}$ & & $_{_{L2}}$ & \\ \end{tabular} \end{center} \end{block} \begin{center} \includegraphics[height=.5\textheight]{Pictures/2023-01-11_08-55.png} \end{center} \tiny{$^*$ Karena terdapat 2 LINE (L1 dan L2) maka $[valve] = 2 - 1 = 1$.}\\ \tiny{$^{**}$ Berbentuk Sensor proximity magnet.} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Langkah 3: Tentukan rantai picumemicu dengan mendefinisikan valve/proximity yang terpicu. } \begin{block}{\tiny Langkah 3} \begin{center} \begin{tabular}{| r r | r r} & & & $_{_{0S1}}$ \\ $_{_{1S2}}$ & $_{_{2S1}}$ & $_{_{2S2}}$ & $_{_{1S1}}$ \\ \hline 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ \hline \multicolumn{1}{|l}{$_{_{L1}}$} & &\multicolumn{1}{|l}{$_{_{L2}}$}& \\ \end{tabular} \end{center} \end{block} \begin{center} \includegraphics[height=.3\textheight]{Pictures/2023-01-11_08-55.png} \end{center} \tiny{$^*$ Karena terdapat 2 LINE (L1 dan L2) maka $[valve] = 2 - 1 = 1$.}\\ \tiny{$^{**}$ Berbentuk Sensor proximity magnet.} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{\tiny Langkah 4: Hubungkan valve/proximity pemicu sesuai dengan rantai picumemicu dengan syarat sumber angin yang digunakan menggunakan angin LINE yang aktif. } \begin{columns}[c] \begin{column}{0.5\textwidth} % Left column width \begin{block}{\tiny Langkah 4} \begin{center} \begin{tabular}{| r r | r r} & & & \tiny$_{_{0S1}}$ \\ \tiny$_{_{1S2}}$ & \tiny$_{_{2S1}}$ & \tiny$_{_{2S2}}$ & \tiny$_{_{1S1}}$ \\ \hline 1A+ & 2A- & 2A+ & 1A- \\ \hline \multicolumn{1}{|l}{$_{_{L1}}$} & &\multicolumn{1}{|l}{$_{_{L2}}$}& \\ \end{tabular} \end{center} \end{block} \begin{center} \includegraphics[width=\textwidth]{Pictures/2023-01-11_09-55.png} \end{center} \end{column} \begin{column}{0.5\textwidth} % Left column width \begin{enumerate} \tiny \item yang menyebabkan 1A memanjang (+) adalah L1, maka pemicu kiri (1Y1) 1A terhubung L1. \item yang menyebabkan 2A memendek (-) adalah 1S2, maka 1S2 berada di pemicu kanan (2Y2) 2A dengan sumber listrik L1. \item yang menyebabkan L2 aktif adalah 2S1(K2), maka 2S1 berada di Selector LINE 2 (pemutus rangkaian pengunci K1). \item yang menyebabkan 2A memanjang (+) adalah L2, maka pemicu kiri (2Y1) 2A terhubung L2. \item yang menyebabkan 1A memendek (-) adalah 2S2, maka 2S2 berada di pemicu kanan (1Y2) 1A. \item yang menyebabkan L1 aktif adalah 1S1 dan 0S1, maka 1S1 dan 0S1 di susun melalui logika AND berada di pemicu kiri Selector LINE 1 (START rangkaian pengunci K1). \end{enumerate} \end{column} \end{columns} \end{frame} \begin{frame} \frametitle{Reversing Valve} \framesubtitle{Contoh 3 Line} \center \includegraphics[height=.8\textheight]{Pictures/2023-01-11_10-34.png} \end{frame} % }{} \textbf{Deskripsi Perangkat} \begin{itemize} \item Ketika tombol ditekan, penekan kotak camera didorong ke station mesin stamping dari magazine oleh aktuator silinder double-acting (1A) dan dikunci. \item Lalu silinder double-acting (2A) menekan ke dinding tipis dari kotak tersebut dengan arah $90^\circ$ dari silinder pertama. \item Silinder memanjang dengan kecepatan lebih rendah dari memendek (secara meter-out) \item Ketika mesin stamping selesai sekaligus mengaktifkan tombol kedua dan mengakibatkan kedua silinder kembali secara bergantian. \end{itemize} \begin{center} \includegraphics[width=.5\textwidth]{Pictures/Screenshot_2022-01-26_08-47-43.png} \end{center} \textbf{Notasi Pergerakan} \begin{center} $ 1A+ 2A+ 2A- 1A-$ \end{center} \subsubsection{Tugas Praktik} \input{tugas_praktek.tex} \subsubsection{Evaluasi} \begin{enumerate} \item Ceritakan cara kerja rangkaian yang telah dipraktikkan apabila terpasang pada perangkat sebenarnya! %<*pemantik> \item Bagaimanakah langkah-langkah penyusunan rangkaian menggunakan metode reversing valve? % \end{enumerate} \newpage \subsection{Lembar Kerja} \subsection*{Notasi Pergerakan} \begin{center} \Large{ \begin{tabular}{ c c c c c c c} & \dots & & \dots & & \dots & \dots \\ 1A+ & & 2A+ & & 2A- & & 1A- \\ \end{tabular}} \\ \subsection*{Diagram Pergerakan} \begin{drawDuaGrafikPergerakan} \end{drawDuaGrafikPergerakan} \end{center} \newpage \subsection*{Rangkaian Pneumatic} \begin{center} \begin{tabular}{| p{.9\textwidth} | c |} \hline \textbf{Daftar Komponen} & \textbf{n} \\ \hline Service unit with on-off valve & 1 \\ \hline Manifold & 1 \\ \hline 3/2-way roller lever valve & 2 \\ \hline Pneumatic Proximity swith & 2 \\ \hline 3/2-way valve with pushbutton & 2 \\ \hline 5/2-way valve impulse valve & 2 \\ \hline Double acting cylinder & 2 \\ \hline \end{tabular} \\ \ifdef{\drawCircuit} { \includegraphics{2023-01-05_07-28.png} }{ \ifdef{\drawPartialCircuit} { \includegraphics{2023-01-05_07-26.png} }{ \vspace{10cm} } } \end{center} \newpage \subsection*{Rangkaian Electropneumatic} \begin{center} \begin{tabular}{| p{.9\textwidth} | c |} \hline \textbf{Daftar Komponen} & \textbf{n} \\ \hline Power supply 24 V & 1 \\ \hline Service unit with on-off valve & 1 \\ \hline Manifold & 1 \\ \hline Double acting cylinder & 2 \\ \hline 5/2-way solenoid impulse valve & 2 \\ \hline Magnetic proximity switch & 2 \\ \hline relay & 3 \\ \hline make switch & 4 \\ \hline push button (make) & 2 \\ \hline \end{tabular} \\ \ifdef{\drawCircuit} { \includegraphics[scale=.7]{2023-01-05_07-46.png} }{ \ifdef{\drawPartialCircuit} { \includegraphics[scale=.7]{2023-01-05_07-47.png} }{ \vspace{10cm} } } \\ \end{center}